Kabar Nuamuri (11/11/2019)
Sudah beberapa bulan ini air tidak bisa sampai ke bak induk
dan terpaksa harus dipotong pipanya pada area jalan yang menuju ke sawah di
Dusun Nuamuri, ungkap seorang warga Desa Nuamuri saat menceritakan kesulitan
mereka mengakses air bersih dalam beberapa bulan terakhir.
 |
Warga desa menampung air bersih di Desa Nuamuri |
Saya mencoba hitung waktu saat mengisi air pada jerigen 5 liter
dan baru penuh sekitar 8 menit. Airnya sangat kecil, mungkin karena banyaknya pipa
yang bocor pada wilayah di lembah Nuamuri, ungkap seorang warga lainnya.
Nuamuri dan air bersih adalah dua sisi yang saling terkait
dan tak dapat terpisahkan. Berbeda dengan beberapa desa lainnya di Kecamatan
Kelimutu, seperti di desa tetangga di Desa Nduaria dan Desa Koanara, sumber air
di Desa Nuamuri berada di wilayah yang rendah seperti di Ae Se yang menjadi
sumber air bagi areal persawahan di Desa Nuamuri, sedangkan sumber air menuju
ke Bak Induk yang ada di Desa Nuamuri berada di pegunungan di Seberang Lembah
dan berjarak sekira 4-5 km dari permukiman warga desa.
 |
Sumber Air "AE SE" di Desa Nuamuri |
Sejak beberapa periode kepemimpinan desa, akses air bersih merupakan
salah satu issue utama yang selalu masuk dalam perencanaan desa hingga periode
kepemimpinan kepala desa saat ini.
Air bersih sebagai bagian terpenting dan menjadi kebutuhan
dasar manusia akan memberikan dampak pada banyak aspek jika aksesnya tidak
tersedia bagi masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan, maka bisa berdampak pada banyak aspek lainnya termasuk kemiskinan (karena untuk kebutuhan air bersih layak konsumsi harus membeli dengan harga yang relatif tinggi).
Keberadaan sumber air bersih di Desa Nuamuri yang berada jauh dari permukiman
telah coba dimaksimalkan dengan membuat bak penampung yang selanjutnya
dihubungkan dengan pipa menuruni lembah hingga ke sungai di dasar lembah,
kemudian melewati areal persawahan bertingkat dan menanjak hingga ke permukiman
di Dusun Nuamuri selanjutnya dialirkan menuju ke Bak Induk yang terletak di
Dusun Detuara.
Selama ini lancar, tetapi beberapa bulan terakhir mengalami kesulitan
dimana air tidak bisa sampai ke bak induk tetapi hanya sampai pada area
terendah di Kawasan permukiman warga pada jalur menuju areal persawahan.
 |
Ae Se, salah satu sumber di Desa Nuamuri yang mengairi areal persawahan warga |
Pada tahun 2018/2019 telah dianggarkan oleh Pemerintah Desa
Nuamuri untuk melakukan perbaikan jaringan perpipaan dari sumber air menuju ke
bak induk, tetapi tekanan air yang sangat kuat akhirnya membuat jaringan pipa
dari arah lembah dan sawah menuju ke permukiman warga pecah sehingga air yang
sampai ke kampung debitnya sangat kecil.
Tantangan Teknis
Melihat hal tersebut, Pemerintah Desa juga telah mengupayakan
untuk melakukan perbaikan dengan melakukan pengadaan pipa baru untuk pengganti
pipa-pipa yang rusak (pecah).
Hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan perbaikan
sebenarnya adalah menghitung ulang debit air yang ada di bak penampung pada
area sumber air (baik pada musim hujan maupun kemarau) serta kekuatan tekanan air saat turun ke arah lembah dan kemudian
naik menuju ke permukiman warga desa. Mengapa harus dilakukan? Karena dengan
mengetahui debit maupun kekuatan tekanan air, maka akan dapat diketahui
kira-kira kualitas pipa seperti apa yang dibutuhkan, sehingga dapat
meminimalisir resiko kerusakan/pecah dan untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan
tenaga teknis professional yang ahli di bidangnya dan Pemerintah Desa dapat
meminta petugas khusus sebagai advisor dari PDAM Ende, agar memberikan rekomendasi teknis dimaksud, sehingga
perencanaan untuk perbaikan dapat dilakukan dengan matang.
 |
Sumber air "AE SE" di Desa Nuamuri |
Air Sebagai Kebutuhan Dasar
Infrastruktur Air, listrik dan jalan memiliki peranan penting
dalam kehidupan dasar manusia. Selain itu, ketiga infrastruktur tersebut juga sebagai
pendorong untuk sektor lain dalam kegiatan perekonomian suatu daerah.
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang dapat
menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya sehingga dapat meningkatnya
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Penggunaan listrik merupakan faktor penting dalam peningkatan
perekonomian karena listrik merupakan penunjang kegiatan produksi manusia
setiap harinya dan juga dapat memunculkan multiplier effect dengan hadirnya industri rumah tangga, dan lain-lain.
Sementara air bersih merupakan konsumsi untuk meningkatkan
produktivitas ekonomi sehingga sangat berpengaruh penting dalam setiap kegiatan
pertumbuhan ekonomi.
Menilik hal tersebut diatas, bagaimana jika kemudian akses
terhadap air bersih tidak tersedia atau warga mengalami kesulitan untuk mengaksesnya?
Perlu sebuah perencanaan yang komprehensif ketika pemerintah
sebuah desa seperti di Nuamuri, saat akan merancang penyediaan akses
infrastruktur air bagi warga desanya. Selain debit dan jarak, fasilitas pendukung berupa kualitas
perpipaan juga perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga dalam satu kali
penganggaran, tantangan tersebut minimal langsung dapat diatasi.
Dapat juga untuk mencoba menanalisa dan melakukan terobosan
dengan mendatangkan ahli pada bidangnya untuk memetakan potensi air tanah yang
ada di Desa Nuamuri dengan penerapan teknik geolistrik untuk mencari sumber-sumber air (tanah) baru yang diharapkan dapat menjadi jawaban atas kesulitan akses air bersih yang selalu dialami warga desa. Hal ini dirasa sangat perlu, karena juga terkait erat
dengan ketahanan ekonomi masyarakat desa.
Seperti mayoritas wilayah di Nusa Tenggara Timur pada umumnya, Desa
Nuamuri juga tidak dapat menghindarkan diri dari dampak kemarau panjang. Berbeda
kasusnya dengan beberapa desa tetangga, pada saat musim kemarau, akan terjadi
sebuah stagnasi/berhentinya proses produksi yang berdampak sangat besar bagi ekonomi warga, seperti area tanam sayuran akan berubah menjadi lahan tidur dan akan diusahakan kembali saat
musim hujan tiba. Stagnasi produksi tersebut seyogyanya dapat menjadi bahan pemikiran dan diskusi bersama oleh para pemangku kepentingan di tingkat desa, sehingga dampak yang saban tahun selalu muncul tersebut dapat diatasi.
Sebagai desa dengan penghasilan utamanya adalah komoditas
sayuran, maka kebutuhan air menjadi sangat penting agar lahan dapat terus
menumbuhkan aneka komoditas sebagai penopang utama ekonomi warga. Dengan bertumbuhnya ekonomi warga (keluarga, red.), maka ekonomi desa secara keseluruhan akan dapat meningkat termasuk juga akan meningkatkan daya beli masyarakat desanya.
Untuk itu, maka menjadi sangat penting dan perlu menjadi sebuah prioritas pembangunan desa untuk dilakukan analisa lebih
jauh dengan memetakan potensi sumber air tanah pada setiap sebaran areal
pertanian warga (misalnya: dalam sebuah sebaran lahan tanaman sayuran ada
berapa luasannya, berapa kk penggarap dan bagaimana dampak ekonomi serta dampak
ikutannya yang terjadi jika tersedia air untuk penyiraman tanaman - untuk hal tersebut sangat mudah untuk dihitung dan sangat terukur), sehingga
ketika merancang perencanaan tentang infrastruktur air, selain untuk pemenuhan
kebutuhan akan air bersih untuk konsumsi warga, juga dapat diperhitungkan
secara detail untuk penguatan ekonomi.
Sumber Air Su Dekat
Sudah beberapa bulan ini air tidak bisa sampai ke bak induk
dan terpaksa harus di potong pipanya pada area jalan yang menuju ke sawah di
Dusun Nuamuri, ungkap seorang warga Desa Nuamuri saat menceritakan kesulitan
mereka mengakses air bersih dalam beberapa bulan terakhir.
Kembali pada tantangan (saya lebih suka menyebutnya sebagai
tantangan dibanding menyebutnya sebagai masalah) akan akses air bersih
bagi warga desa, perlu dibangun sebuah konsensus bersama untuk mengatasi
tantangan tersebut dan beberapa hal penting yang dapat dilakukan antara lain:
a. Membangun mekanisme transparansi pembangunan dalam desa.
Kepercayaan terhadap para pemangku kepentingan di tingkat
desa biasanya akan luntur ketika tidak dibangun keterbukaan kepada publik dalam intra
desa. Oleh karena itu, perlunya duduk bersama secara partisipatif dalam
merancang pembangunan infrastruktur air bersih menjadi hal yang tidak dapat
ditawar, termasuk pada saat pelaksanaannya hingga tahapan pelaporannya (misalnya:
berapa dana yang disediakan dan terpakai, spesifikasi pipa seperti apa yang diharapkan diadakan setelah Analisa debit air, tekanan air, dll, siapa yang menjadi
penanggungjawab kegiatan (pada tingkat desa, peran TPK harus bisa dimaksimalkan), dimana pemesanan pipa dilakukan, bagaimana mekanisme pelaksanaannya, bagaimana pelaksanaan pekerjaannya: apakah swadaya atau gotong-royong, bagaimana cara pelaporarannya (melalui papan informasi desa, laporan melalui musyawarah bersama, melalui website desa dan media sosial desa, dst);
b. Memupuk dan Memperkuat Spirit Gorong-Royong
Kekuatan utama dalam pembangunan di tingkat tapak adalah
partisipasi penuh dari masyarakatnya melalui mekanisme gotong-royong. Tetapi dewasa
ini, nilai-nilai tersebut pada beberapa daerah mengalami kemunduran sebagai imbas
keberadaan dana desa. Mengapa? Semuanya beranggapan, ah, sudah ada dananya,
buat apa kita gotong-royong lagi, atau meminta dibayar untuk melakukan
pekerjaan, dll (ditambah lagi jika pemerintah desa dalam hal ini sangat tidak transparan - maka penolakan masyarakat akan pola gotong-royong akan semakin kuat).
Nilai tersebut harus terus dipupuk dan diperkuat agar dapat
menjadi kekuatan utama dalam setiap proses pembangunan desa (dengan catatan
bahwa mekanisme transparansi di tingkat Pemerintah Desa juga dapat berjalan
baik);
c. Mengembangkan Sistem PAM Desa
Perlu dibangun diskusi yang partisipatif dan berkelanjutan
agar dapat terbangun sebuah kesepakatan bersama dari seluruh warga dalam
mengembangkan sistem PAM Desa, sehingga sebaran akses air bersih di masa
mendatang dapat benar-benar terwujud dan dinikmati warga.
Metode iuran bulanan harus menjadi sebuah pertimbangan agar menjadi sebuah kesepakatan yang
mengikat, yang bertujuan agar dapat dibentuk sebuah Lembaga pengelola yang
dilengkapi dengan petugas teknis air bersih yang khusus bekerja dan melakukan
pemantauan akan distribusi air bersih kepada seluruh warga;
Ketiga point diatas adalah hal-hal yang sangat sederhana yang
dapat didorong bersama dan perlu dipastikan juga tentang pelibatan tenaga
teknis yang paham pada bidangnya dan pemerintah desa harus berani untuk membuat
alokasi khusus untuk mendatangkan petugas teknis yang dapat dijadikan sebagai
konsultan atau sebagai advisor, sehingga apa yang dirancang dapat
direalisasikan.
Melihat tantangan diatas, seluruh warga Desa Nuamuri diharapkan untuk secara bersama bersinergi dengan Pemerintah Desa mengupayakan agar apa yang menjadi harapan, dapat benar-benar terwujud, sehingga krisis air yang terjadi dapat segera teratasi dan hal-hal yang kurang baik dan sebelumnya sering terjadi, misalnya memotong atau membocorkan pipa yang melewati lahannya (untuk penyiraman tanaman sayuran) dapat diminimalkan atau bahkan tidak perlu terjadi lagi.
Gotong-royong harus didorong semaksimal mungkin dengan desa mengalokasikan anggaran dalam APB Desa dan masyarakat secara swadaya melakukan proses pemasangan pipa tentunya didampingi oleh petugas teknis yang kompeten.
Hendaklah warga desa juga tidak saling menyalahkan, baik antar warga sendiri maupun antar warga dengan Pemerintah Desa. Membangun diskusi secara massif antar warga dan pemerintah tanpa saling menyalahkan tentu akan memberikan hal positif untuk perkembangan Desa Nuamuri di masa mendatang.
----- bersambung-----